Setelah
Proklamasi kemerdekaan Indonesia dicetuskan oleh Soekarno-Hatta pada
tanggal 17 Agustus 1945, kota Sarolangun yang pernah menjadi basis
patrol Belanda menjadi bagian dari Kabupaten Jambi ilir (Timur) dengan
pusat pemerintahannya berkedudukan di Jambi dengan Bupatinya pada masa
itu adalah M. Kamil. Pada tahun 1950 sampai Jambi
menjadi Propinsi tahun 1957, Sarolangun menjadi kewedanaan bersama
kota-kota lainnya yaitu Bangko, Muaro Bungo, dan Muaro Tebo yang
tergabung dalam Kabupaten Merangin dengan Ibukotanya semula berkedudukan
di Jambi yang selanjutnya berpindah ke Sungai Emas Bangko. Sejak saat
itu, Kota Sarolangun menjadi Kewedanaan selama kurang lebih 20 tahun.
Selanjutnya dimulai dari tahun 1960 berdasarkan hasil sidang pleno DPRD
Kabupaten Merangin dipecah menjadi dua Kebupaten, yaitu Kabupaten
Sarolangun Bangko dan Kabupaten Bungo Tebo. Maka sejak saat itu
kewedanaan Sarolangun secara resmi menjadi bagian wilayah Kabupaten
Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dengan ibukotanya Bangko. Melalui
Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 secara yuridis formal Kabupaten
Sarolangun resmi terbentuk.
LEBIH MAJU
Meningkatnya kemajuan pembangunan daerah dibidang sosial, ekonomi, politik dan hukum menuju kemandirian daerah.
LEBIH SEJAHTERA
Terciptanya kondisi yang lebih kondusif bagi tumbuh kembangnya partisipasi ekonomi, sosial, budaya masyarakat dalam mendukung pembangunan berkelanjutan
MISI
Agar Visi RPJMD Kabupaten Sarolangun Tahun 2011 – 2016 tersebut dapat diwujudkan, maka ditetapkan 5 (lima) misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan Infrastruktur Pelayanan Umum
2. Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Dan Daerah
3. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
4. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
5. Meningkatkan Tata Kehidupan Masyarakat Yang Agamis, Berbudaya dan Harmonis
Potensi
Pariwisata Kabupaten Sarolangun juga memiliki objek wisata yang umumnya
adalah objek wisata alam, selain itu juga wisata ziarah, wisata minat
khusus, wisata budaya dan wisata sejarah. Sebagian kecamatan dalam
Kabupaten Sarolangun terdapat objek wisata yang menunggu pembenahan,
Potensi pariwisata Kabupaten Sarolangun sangat beragam dan menjanjikan,
mulai dari wisata alam hingga wisata budaya dan sejarah. Potensi wisata
ini tersebar di berbagai kecamatan dalam wilayah Kabupaten Sarolangun.
Saat ini, Kabupaten Sarolangun telah mempunyai 7 site plan objek wisata,
yaitu : 1. Danau Biaro Desa Lidung 2. Goa Calo Petak Desa Bukit Bulan
3. Dam Kutur Kecamatan Limun 4. Taman Nasional Bukit Dua Belas 5.
Terbang Layang Bukit Rayo Kecamatan Batang Asai 6. Arung Jeram Sungai
Batang Asai 7. Air Panas Paku Aji Desa Pematang Kabau Dari ketujuh site
plan
objek
wisata di atas, baru 4 diantaranya yang dikembangkan. Disamping itu
juga telah dilaksanakan beberapa even wisata daerah, diantaranya Jelajah
Goa, Semalam Bersama Suku Anak Dalam, Lomba Perahu Tradisional, Lomba
Rakit Tradisional dan Lomba Arung Jeram.
2,78
triliun, tahun 2010 Rp. 3,17 triliun. PDRB perkapita berdasarkan harga
berlaku dengan migas tahun 2006 Rp. 8,87 juta, tahun 2007 Rp. 10,55
juta, tahun 2008 Rp. 12,48 juta, pada tahun 2009 Rp. 14,70 juta, tahun
2010 Rp. 15,25 juta. PDRB Perkapita tanpa migas tahun 2006 sebesar Rp.
7,39 juta, tahun 2007 Rp. 8,77 juta, tahun 2008 Rp. 10,79 juta, tahun
2009 Rp.12,73 juta, tahun 2010 Rp. 12,87 juta,. Jika dihitung
berdasarkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) dengan migas, PDRB
perkapita tahun 2006 Rp. 4,43 juta, tahun 2007 Rp. 4,66 juta, tahun 2008
Rp. 4,92 juta, tahun 2009 Rp. 5,22 juta, tahun 2010 Rp. 5.00 juta, PDRB
Perkapita tanpa migas tahun 2006 Rp. 3,93 juta, tahun 2007 Rp. 4,17
juta, tahun 2008 Rp. 4,60 juta, tahun 2009 Rp. 4,93 juta, tahun 2010 Rp.
4,66 juta,.
Laju
pertumbuhan ekonomi dengan migas tahun 2006 sebesar 6,92 persen, pada
tahun 2010 sebesar 8,18 persen. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi tanpa
migas tahun 2006 sebesar 5,75 persen, tahun 2010 sebesar 7,02 persen.
struktur perekonomian, pada tahun 2006 berdasarkan harga berlaku,
peranan sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten Sarolangun masih
dominan dengan kontribusi sebesar 40,33 persen, diikuti sektor
pertambangan dan penggalian sebesar 19,15 persen serta urutan ketiga
ditempati oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 12,22
persen. Sampai dengan tahun 2010 sektor yang mendominasi pembentukan
struktur perekonomian masih sektor pertanian sebesar 40,57 persen,
selanjutnya sektor pertambangan dan penggalian mengalami kenaikan
sebesar 19,84 persen dan sektor pedagangan, hotel dan restoran sebesar
11,83 persen.
Pada
tahun 2006 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten
Sarolangun sebesar Rp.336,56 milyar, tahun 2010 telah meningkat sebesar
Rp.526,69 milyar. Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun dimana pada tahun 2006 realisasi
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sarolangun hanya sebesar Rp.10,018
milyar, kemudian meningkat menjadi Rp.18,481 milyar pada tahun 2010.SAROLANGUN EXPO 2014
GELORA SAROLANGUN EMAS SPORT CENTER, SAROLANGUN - JAMBI
10 s.d. 20 OKTOBER 2014
- PAMERAN PEMBANGUNAN DAN POTENSI DAERAH
- PAMERAN PRODUK KREATIF DAN INOVATIF
- PAGELARAN SENI DAN BUDAYA DAERAH
- HIBURAN RAKYAT
![]() | |
| Sarolangun Expo 2014 |
![]() |
| Pendahuluan, Maksud, Tujuan, Sasaran dan Produk yang ditampilkan |
![]() |
| Agenda Acara, Peserta Pameran, Promosi Publikasi dan Pengunjung |
![]() |
| Objek Wisata |
![]() |
| Layout Stand |
- Form Pendaftaran Pameran disini
- Form Pendaftaran Seni Budaya disini
- Ketentuan disini











Catatan :






