SEJARAH SAROLANGUN
Setelah
Proklamasi kemerdekaan Indonesia dicetuskan oleh Soekarno-Hatta pada
tanggal 17 Agustus 1945, kota Sarolangun yang pernah menjadi basis
patrol Belanda menjadi bagian dari Kabupaten Jambi ilir (Timur) dengan
pusat pemerintahannya berkedudukan di Jambi dengan Bupatinya pada masa
itu adalah M. Kamil. Pada tahun 1950 sampai Jambi
menjadi Propinsi tahun 1957, Sarolangun menjadi kewedanaan bersama
kota-kota lainnya yaitu Bangko, Muaro Bungo, dan Muaro Tebo yang
tergabung dalam Kabupaten Merangin dengan Ibukotanya semula berkedudukan
di Jambi yang selanjutnya berpindah ke Sungai Emas Bangko. Sejak saat
itu, Kota Sarolangun menjadi Kewedanaan selama kurang lebih 20 tahun.
Selanjutnya dimulai dari tahun 1960 berdasarkan hasil sidang pleno DPRD
Kabupaten Merangin dipecah menjadi dua Kebupaten, yaitu Kabupaten
Sarolangun Bangko dan Kabupaten Bungo Tebo. Maka sejak saat itu
kewedanaan Sarolangun secara resmi menjadi bagian wilayah Kabupaten
Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dengan ibukotanya Bangko. Melalui
Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 secara yuridis formal Kabupaten
Sarolangun resmi terbentuk.
Selanjutnya diperkuat dengan Keputusan
DPRD Propinsi Jambi Nomor : 2/DPRD/99 Tanggal 9 Juli 1999 Tentang
Pemekaran Kabupaten di Propinsi Jambi menjadi 9 Kabupaten dan 1 Kota.
Atas dasar kebijakan tersebut, maka pada tanggaln 12 Oktober 1999
Kabupaten Sarolangun resmi menjadi daerah otonom dengan Bupati Pertama
1999-2001 adalah H. Muhammad Madel (Care Taker). Kemudian
berdasarkan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati melalui DPRD
Kabupaten Sarolangun Tahun 2001 terpilih Bupati dan Wakil Bupati H. Muhammad Madel, dan H. Maryadi Syarif.
Saat ini setelah dilaksanakannya pemilihan umum secara langsung pada
bulan Juli 2006 yang merupakan pemilu lansung pertama bagi Kabupaten
Sarolangun maka terpilihlah H. Hasan Basri Agus dan H. Cek Endra sebagai
Bupati dan Wakil Bupati Sarolangun terpilih periode 2006-2011.
Berdasarkan Hasil Pemilukada Tahun 2011 maka terpilih sebagai Bupati dan
Wakil Bupati periode 2011-2016 adalah H. Cek Endra dan Pahrul Rozi.
Dalam rangka melengkapi kelembagaan
pemerintahaan dan birokrasi publik dan sebagai Kabupaten Pemekaran, maka
lembaga Legislatif Kabupaten Sarolangun DPRD pada awal berdirinya masih
merupakan bagian dari DRPD Kabupaten Sarolangun Bangko (Sarko).
Pemisahan lembaga Legislatif Kabupaten Sarolangun dibentuk bersamaan
dengan dasar Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 dan selanjutnya
disempurnakan kembali melalui Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 dengan
jumlah anggota DPRD sebanyak 25 orang.
Pada awal berdirinya Kabupaten
Sarolangun terdiri dari 6 (enam) Kecamatan, 107 Desa, 4 Kelurahan dan 2
Desa Unit Pemukiman Transmigrasi dan saat ini tahun 2013 sudah menjadi
10 Kecamatan, 9 kelurahan, dan 149 Desa.
VISI DAN MISI
Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Sarolangun Periode 2011 - 2016, adalah suatu kondisi yang
akan dicapai Kabupaten Sarolangun lima tahun ke depan. Memperhatikan
potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang serta
mempertimbangkan berbagai isu yang ada, maka visi Kabupaten Sarolangun
yang akan diwujudkan pada tahapan kedua RPJP Daerah Kabupaten Sarolangun
(Tahun 2011 – 2016) adalah :
“SAROLANGUN LEBIH MAJU DAN SEJAHTERA”
LEBIH MAJU
Meningkatnya kemajuan pembangunan daerah dibidang sosial, ekonomi, politik dan hukum menuju kemandirian daerah.
LEBIH SEJAHTERA
Terciptanya kondisi yang lebih kondusif bagi tumbuh kembangnya partisipasi ekonomi, sosial, budaya masyarakat dalam mendukung pembangunan berkelanjutan
MISI
Agar Visi RPJMD Kabupaten Sarolangun Tahun 2011 – 2016 tersebut dapat diwujudkan, maka ditetapkan 5 (lima) misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan Infrastruktur Pelayanan Umum
2. Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Dan Daerah
3. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
4. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
5. Meningkatkan Tata Kehidupan Masyarakat Yang Agamis, Berbudaya dan Harmonis
PARIWISATA
Potensi
Pariwisata Kabupaten Sarolangun juga memiliki objek wisata yang umumnya
adalah objek wisata alam, selain itu juga wisata ziarah, wisata minat
khusus, wisata budaya dan wisata sejarah. Sebagian kecamatan dalam
Kabupaten Sarolangun terdapat objek wisata yang menunggu pembenahan,
Potensi pariwisata Kabupaten Sarolangun sangat beragam dan menjanjikan,
mulai dari wisata alam hingga wisata budaya dan sejarah. Potensi wisata
ini tersebar di berbagai kecamatan dalam wilayah Kabupaten Sarolangun.
Saat ini, Kabupaten Sarolangun telah mempunyai 7 site plan objek wisata,
yaitu : 1. Danau Biaro Desa Lidung 2. Goa Calo Petak Desa Bukit Bulan
3. Dam Kutur Kecamatan Limun 4. Taman Nasional Bukit Dua Belas 5.
Terbang Layang Bukit Rayo Kecamatan Batang Asai 6. Arung Jeram Sungai
Batang Asai 7. Air Panas Paku Aji Desa Pematang Kabau Dari ketujuh site
plan objek
wisata di atas, baru 4 diantaranya yang dikembangkan. Disamping itu
juga telah dilaksanakan beberapa even wisata daerah, diantaranya Jelajah
Goa, Semalam Bersama Suku Anak Dalam, Lomba Perahu Tradisional, Lomba
Rakit Tradisional dan Lomba Arung Jeram.
Struktur ekonomi didominasi sektor
pertanian, pertambangan, penggalian, perdagangan, hotel dan restoran.
Pada tahun 2006 nilai PDRB Kabupaten Sarolangun atas dasar harga berlaku
dengan Migas, Rp. 1,82 triliun, tahun 2007 Rp. 2,21 triliun, tahun 2008
Rp. 2,67 triliun, tahun 2009 Rp. 3,20 triliun, tahun 2010 Rp. 3,75
triliun,. Sedangkan PDRB tanpa Migas pada tahun 2006 Rp. 1,51 triliun,
tahun 2007 Rp. 1,84 triliun, tahun 2008 Rp. 2,31 triliun, tahun 2009 Rp.
2,78
triliun, tahun 2010 Rp. 3,17 triliun. PDRB perkapita berdasarkan harga
berlaku dengan migas tahun 2006 Rp. 8,87 juta, tahun 2007 Rp. 10,55
juta, tahun 2008 Rp. 12,48 juta, pada tahun 2009 Rp. 14,70 juta, tahun
2010 Rp. 15,25 juta. PDRB Perkapita tanpa migas tahun 2006 sebesar Rp.
7,39 juta, tahun 2007 Rp. 8,77 juta, tahun 2008 Rp. 10,79 juta, tahun
2009 Rp.12,73 juta, tahun 2010 Rp. 12,87 juta,. Jika dihitung
berdasarkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) dengan migas, PDRB
perkapita tahun 2006 Rp. 4,43 juta, tahun 2007 Rp. 4,66 juta, tahun 2008
Rp. 4,92 juta, tahun 2009 Rp. 5,22 juta, tahun 2010 Rp. 5.00 juta, PDRB
Perkapita tanpa migas tahun 2006 Rp. 3,93 juta, tahun 2007 Rp. 4,17
juta, tahun 2008 Rp. 4,60 juta, tahun 2009 Rp. 4,93 juta, tahun 2010 Rp.
4,66 juta,.
Laju
pertumbuhan ekonomi dengan migas tahun 2006 sebesar 6,92 persen, pada
tahun 2010 sebesar 8,18 persen. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi tanpa
migas tahun 2006 sebesar 5,75 persen, tahun 2010 sebesar 7,02 persen.
struktur perekonomian, pada tahun 2006 berdasarkan harga berlaku,
peranan sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten Sarolangun masih
dominan dengan kontribusi sebesar 40,33 persen, diikuti sektor
pertambangan dan penggalian sebesar 19,15 persen serta urutan ketiga
ditempati oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 12,22
persen. Sampai dengan tahun 2010 sektor yang mendominasi pembentukan
struktur perekonomian masih sektor pertanian sebesar 40,57 persen,
selanjutnya sektor pertambangan dan penggalian mengalami kenaikan
sebesar 19,84 persen dan sektor pedagangan, hotel dan restoran sebesar
11,83 persen.
Pada
tahun 2006 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten
Sarolangun sebesar Rp.336,56 milyar, tahun 2010 telah meningkat sebesar
Rp.526,69 milyar. Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun dimana pada tahun 2006 realisasi
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sarolangun hanya sebesar Rp.10,018
milyar, kemudian meningkat menjadi Rp.18,481 milyar pada tahun 2010.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang
merupakan indeks komposit Angka harapan hidup, rata-rata lama sekolah
dan daya beli masyarakat. Pada Tahun 2006 IPM Kabupaten Sarolangun
sebesar 70,3 dimana indeks komposit Angka harapan hidup sebesar 68,8
tahun, rata-rata lama sekolah sebesar 6,9 tahun dan daya beli masyarakat
sebesar Rp.667.454,-/kapita/bulan. Pada tahun 2009 IPM mengalami
kenaikan sebesar 72,0 dimana indeks komposit Angka harapan hidup sebesar
69,27 tahun, rata-rata lama sekolah sebesar 7,04 tahun dan daya beli
masyarakat sebesar Rp.1.119,876,-/kapita/bulan.
Garis Kemiskinan atau tingkat minimum
pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup
di Kabupaten Sarolangun pada tahun 2006 adalah sebesar
Rp.183.906,-/kapita/bulan naik pada tahun 2010 menjadi sebesar
Rp.297.111,-/kapita/bulan lebih tinggi dari rata-rata propinsi Jambi.
Jumlah penduduk miskin pada tahun 2006 sebanyak 37.300 orang mengalami
penurunan menjadi 23.900 orang atau 18,23 persen tahun 2006 turun
menjadi 9,67 persen pada tahun 2010. Sampai dengan tahun 2009 jumlah
angkatan kerja Kabupaten Sarolangun sebanyak 97.237 orang dimana terdiri
dari 94.479 orang yang bekerja dan 2.758 orang yang mencari
kerja/menganggur.
SAROLANGUN EXPO 2014
GELORA SAROLANGUN EMAS SPORT CENTER, SAROLANGUN - JAMBI
10 s.d. 20 OKTOBER 2014
- PAMERAN PEMBANGUNAN DAN POTENSI DAERAH
- PAMERAN PRODUK KREATIF DAN INOVATIF
- PAGELARAN SENI DAN BUDAYA DAERAH
- HIBURAN RAKYAT
Sarolangun Expo 2014 |
Pendahuluan, Maksud, Tujuan, Sasaran dan Produk yang ditampilkan |
Agenda Acara, Peserta Pameran, Promosi Publikasi dan Pengunjung |
Objek Wisata |
Layout Stand |
- Form Pendaftaran Pameran disini
- Form Pendaftaran Seni Budaya disini
- Ketentuan disini